Banyak
pungutan resmi atau pungli masih dilakukan pihak sekolah. Misalnya saja sekolah
SMAN 5 Surabaya yang dikategorikan sebagai sekolah favorit, menarik biaya 2,5
juta kepada wali murid pada saat pengambilan rapor. Hal ini dikeluhkan oleh
salah seorang wali murid, dan tidak dijelaskan peruntukan biaya yang dibebankan
pada wali murid tersebut. Pengumuman itu disampaikan saat pengambilan rapor
hampir selesai sehingga banyak wali murid yang sudah pulang.
Seorang wali
murid yang berinisialkan HO berkata bahwa sekolah menagih pembayaran itu kepada
para siswa. Siswa yang tidak tahu menahu soal biaya tersebut merasa kaget.
Pulang sekolah mereka membicarakan hal tersebut. Yang mengherankan bagi HO,
tidak ada surat edaran resmi dari sekolah. Karena itu wali murid tidak tahu
peruntukan biaya itu karena selama ini, SMAN 5 selalu memberitahukan jika ada
penarikan biaya melalui musyawarah bersama.
Kebetulan HO
memiliki saudara yang bekerja di SMAN 5 sebagai pengajar, dan ternyata guru
juga tidak tahu soal penarikan biaya tersebut. Dia lalu mengadukan hal itu
kepada Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono. Baktiono mengatakan, penarikan
biaya dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan tanpa persetujuan wali murid.
Karena itu sekolah diminta untuk transparan. Dispendik harus menindak tegas
jika ada pelanggaran yang dilakukan sekolah
Meski
demikian, Baktiono menyadari bahwa bopda yang diterima SMAN 5 sudah tidak
relevan dengan kebutuhan sekolah saat ini. Dikonfirmasi soal pungutan itu,
kepala SMAN 5 Sri Widiati mengatakan
bahwa biaya penarikan tersebut urusan komite sekolah “ Itu urusan komite
dengan wali murid. Sekolah tidak ikut campur. Bahkan kalau ditanya soal ini
Guru juga tidak tahu,” jelasnya.
Komite
sekolah memang memiliki sejumlah program yang disusun sendiri dan di luar
program sekolah. Jadi sekolah tidak mempunyai kewenangan untuk urusan ini.
Hingga tadi malam komite SMAN 5 tidak bisa dihubungi. Jawa Pos telah
menghubungi beberapa nomor dan menurut Kepala sekolah SMAN 5, Widi. Komite
sekolah meminta untuk bertemu besok karena beliau sedang ada kesusahan dan
komite akan menjelaskan semuanya.
Rilita
(A3/23)
No comments:
Post a Comment