Paman Sam
adalah sebuah negara besar yang mengklaim dirinya sebagai motor utama
demokrasi. Terlepas dari kebijakan luar negerinya yang kontroversial, Amerika
Serikat mengajarkan kepada kita betapa indahnya kehidupan demokrasi.
Pemandangan itu tersaji dalam perhelatan pemilihan presiden Amerika Serikat
yang baru saja usai.
Di tengah hiruk pikuk kota AS atas kemenangan Barrack Obama, kubu Barrack
Obama tetap mampu menahan diri untuk tidak mengejek pihak yang kalah. Begitu
juga dengan kubu Mitt Romney dengan besar hati menerima kekalahan dan bahkan
langsung memberikan ucapan selamat kepada sang pemenang. Sungguh pelajaran yang
elok dari Paman Sam yang wajib ditiru oleh bangsa kita.
Dalam pertarungan politik kalah menang merupakan hal yang tak bisa
dihindari. Yang paling penting adalah bagaimana sikap kita dalam menyikapi
kemenangan atau kekalahan tersebut. Dan sekali lagi warga AS memberikan teladan
yang apik. Betapa dewasanya mereka menghadapi perbedaan. Kedewasaan yang sama
juga dipertontonkan oleh para Pemimpin negeri Paman Sam tersebut saat
berpolitik.
Begitu
menyadari secara matematis tak bisa menyalip vote yang terus berjalan. Mitt
Romney dengan besar hati menerima kekalahan. Di atas panggung yang didominasi
bendera AS di Boston, Romney muncul di depan ribuan pendukungnya. Meski kecewa,
dia tidak larut dalam duka yang dalam. Romney malah mengajak pendukungnya untuk
sama-sama berdoa dan membantu perjuangan Obama memimpin negeri Paman Sam empat
tahun ke depan.
Meski menang
telak, Obama tak lantas besar kepala. Pria yang pernah tinggal di Indonesia itu
menyebut kemenangannya sebagai kemenangan seluruh rakyat AS. Tak lupa dia
mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya dan juga Romney. Sungguh pelajaran
besar dari bangsa yang besar bukan?
Dalam beberapa
hal, kita dan negeri Paman Sam memang tak sama. Tapi untuk urusan kedewasaan
berpolitik, kita harus berkaca pada negeri Paman Sam. Kemauan untuk menerima
kekalahan dan kesantunan dalam merayakan kemenangan seharusnya dicontoh oleh pemimpin
dan rakyat negeri kita tercinta, Indonesia. Silakan bertarung habis-habisan mengejar kekuasaan. Silakan mendukung
habis-habisan pemimpin idola kita. Namun
ingatlah kepentingan bangsa ada diatas semua ituJ
Sumber: Koran Jawa Pos tanggal 8 November 2012
By : Titis
Maratush S/ XI IPA 3/ 27
No comments:
Post a Comment